Ini hanya untuk diriku sendiri.
Tapi jika anda kebetulan membacanya, semoga Allah memberikan kebaikan bagi seseorang yang mendengar perkataanku, lalu mengamalkannya, menghafal dan menyampaikannya. Karena bisa jadi orang yang membawa pengetahuan tidak lebih faham dari orang yang disampaikan.

Kamis, 03 September 2009

Belajar Memaafkan

Renungan ayat:

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”

(QS.Al-A'raf :199)

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

(QS. Ali ‘Imraan :134)

MARAH dan sebal adalah sauh yang menjaga pernikahan untuk tetap langgeng. Mengapa? Itulah saatnya kita berhenti sejenak. Melihat keberadaan diri masing-masing.

Sebagai manusia, sering kali yang muncul adalah sikap egoisme, gengsi, enggan berdamai, menyalahkan satu sama lain. Dan, sikap menyalahkan inilah yang justru menyuburkan egoisme dan dendam.

Namun, di sisi lain, lewat marah dan dendam jugalah yang membuat masing-masing sadar bahwa memaafkan atau mengampuni pasangan tidaklah mudah. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi setiap pasangan. Ingat prinsipnya, "Siapa yang tidak bisa mengampuni pasangannya, tidak bisa menyintai dirinya sendiri."

Sangat Berartinya Mengampuni

Mengampuni artinya menepis segala dendam. Bisa meredam amarah, tenang, akan mengembalikan cara berpikir kita mengenai pasangan dan hubungan kita.

Mengampuni bukan sekedar kepercayaan, melainkan kemauan untuk memberikan kepercayaan kita kembali bagi pasangan. Mengampuni tidak hanya melupakan, tetapi mengubah cara pandang ketika berhadapan dengan pasangan -memang butuh waktu untuk melupakan, tapi sekali lagi, melupakan itu tidak terlalu penting.

Tentu saja dalam mengampuni orang yang telah dholim pada kita juga melibatkan Allah. Mengapa? Ingatlah bahwa Dia Yang Maha Besar saja bisa mengampuni manusia, apalagi manusia dengan manusia.

Firman Allah:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran/3: 133-134).

Empat Langkah Mengampuni

Kalau sakit hati masih membekas, rasanya tidak gampang memaafkan. Namun, bila semuanya datang dari hati, niscaya apa pun masalahnya, semua bisa diselesaikan. Asal kuncinya mengampuni. Nah, pertanyaan selanjutnya, "Apa yang bisa dilakukan bagi sebuah pasangan?"

Proaktif

Kuncinya adalah bagaimana kita bisa menemukan cara mengurangi hal-hal yang mungkin saja memicu "memanas". Jangan terfokus pada perasaan "Kamu bersalah padaku", tetapi fokuslah pada tindakan agar marah tidak muncul lagi.

Hal yang mendasar yaitu pahami pasangan kita-dia tidak dapat mengubah apa yang tidak ia pahami. Selain itu, cobalah berpikir jernih, sehingga kita bisa menemukan bahwa yang sesungguhnya terjadi adalah kesalahpahaman saja. Jadilah proaktif!

Mendoakan


Pengampunan berasal dari hati. Mintalah Allah menyertai kita. Saat berdoa fokuslah pada dua hal. Pertama, doakan pasangan yang membuat kita marah agar semuanya menjadi lebih baik. Kedua, mintalah Allah melembutkan hati kita untuk menerima segala keberadaan pasangan.

Bersikap Mengampuni


Mengampuni adalah sesuatu yang murni datang dari hati. Awalnya, masih ada rasa marah dan keinginan untuk tidak marah lagi. Jangan berhenti untuk memberikan maaf. Untuk bisa mengampuni, kita musti memperlakukan pasangan dengan hormat dan penuh kasih sayang. Hindari perlakuan yang merendahkan dan kepura-puraan dalam mengampuni.

Hadapi Masalah

Sekali lagi, jangan katakan, "Ini bukan salahku, tapi salah pasanganku". Kalau hal itu yang kita pikirkan, bagaimana mungkin kita bisa mengampuni. Ya, itulah manusia.
Tapi, coba posisikan diri kita bila kita sendiri yang melakukan kesalahan. Apakah kita bisa menghadapi atau menghindari permasalahan itu? Ingatlah bahwa lewat masalah inilah kita tengah diuji kesabaran dan penerimaan.

Dalam prakteknya memang sulit,bahkan jika dibandingkan antara memaafkan dengan meminta maaf, tentu jauh lebih sulit memaafkan. Namun, tidak sedikit di antara kita yang lebih menuntut orang lain meminta maaf, bahkan jika perlu minta maaf secara terbuka kepada publik.
Padahal meminta maaf merupakan sikap yang sangat wajar dilakukan oleh orang yang telah melakukan kesalahan. Sementara memaafkan merupakan sikap yang amat sulit dilakukan, terlebih kepada orang yang jelas melakukan penganiayaan dan ada kesempatan untuk membalasnya melalui hukum atau cara lainnya.

Dalam hukum Islam, dikenal istilah qishas, artinya mengambil pembalasan yang sama. Namun al-Qur’an tetap menuntun kita untuk memaafkan sehingga ampunan dan rahmat Allah senantiasa dilimpahkan (Qs. Al-Baqarah/2 : 178 dan Al-Ma’idah/5: 45). Dalam Q.S. Asy-Syura: 40 Allah juga berfirman: "...Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah."

Selain adanya peluang untuk membalas orang yang telah melakukan kezhaliman, Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis juga menjelaskan bahwa salah satu di antara doa yang mudah dikabulkan oleh Allah adalah doa orang yang dizalimi. Akan tetapi di hadis yang lain, Nabi malah menegaskan bahwa salah satu akhlak yang paling terpuji adalah memaafkan orang yang telah menzhalimi (wa ta’fu ‘ amman zhalamaka). Dari Uqbah bin Amir, dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda, "wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu."
(HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).

Dengan demikian, sikap memaafkan akan terasa sulit mengingat adanya peluang diberikan dalam Islam untuk “membalas” perbuatan orang yang bersalah. Akan tetapi, dengan kesulitan ini, balasan yang diberikan Allah kepada orang yang mampu melakukannya tentu jauh lebih mulia dan berharga, salah satu di antaranya adalah mengantarkan seseorang kepada derajat taqwa.
Amin..

Comments :

0 komentar to “Belajar Memaafkan”

 

Copyright © 2009 by Nursamsi

Terkadang orang yang paling kita cintai adalah orang yang paling menyakiti hati kita,karena itu berikanlah cinta sejati kita hanya kepada Allah SWT.Karena Dia-lah yang Maha Mencintai ummat-Nya.Forever!